Rabu, 14 Juli 2010

KeSeHaTaN

MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN

Tujuan APN adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yanga tinggi bagi ibu dan bayinya , melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yantg seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan (optimal)

KALA I
Kala 1 adalah kala pembukaan yang berlangsung mulai dari pembukaan 0 sampai pembukaan lengkap pada permulaan His.Dimanana pada kala ini terjadi kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya)hingga serviks membuka lengkap (10 cm) .Pada kala 1 Ibu masih dapat berjalan-jalan kala pembukaan ini berlangsung tidak begitu kuat.

a.Memberikan dukungan persalinan
Untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan yang mungkin akan terjadi pada Ibu pada saat persalinan ,sebaiknya petugas kesehatan mampu memberikan dukungan kekpada Ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayi nya.Petugas kesehatan juga harus mempu memberikan kenyamanan pada ibu,baik dari segi emosi ,perasaan maupun fisik.
Prinsi-prisip Umum Asuhan Sayang Ibu
 Menyapa Ibu dengan sopan ,bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
 Jawab setiap pertanyaan yang di ajukan oleh Ibu atau anggota keluarga nya
 Anjurkan suami dan aggota keluarga Ibu untuk hadir dan memberikan dukungan nya
 Waspadai gejala dan tanda –tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan yang sesuai jika diperlukan
 Siap dengan rencana rujukan.

Asuhan sayang Ibu yang dapat diberikan oleh petugas kesehatan kepada Ibu diantaranya:
 Memberikan dukungan emosional
Dukung dan anjurkan suami dan anggota keluarga yang lain untuk mendampingi Ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayi nya. Anjurkan mereka untuk berperan aktif dalam mendukung dan mengenali berbagai upaya yang mungkin sangat membantu kenyamanan Ibu. Hargai keinginan Ibu untuk menghadirkan teman atau saudara yang secara khusus diminta untuk menemani nya.
 Membantu mengatur posisi Ibu
Apabila Ibu tersebut tampak kesakitan ,anjurkan Ibu untuk mencoba melakukan perubahan posisi yang dapat membuat Ibu merasa nyaman selama persalinan dan melahirkan bayi dimana posisi tersebut juga sebaiknya merupakan posisi yang di inginkan oleh Ibu.Dalam melakukan perubaha posisi,anjurkan juga suami dan pendamping lain nya untuk membantu Ibu dalam berganti posisi.
Ibu boleh berjalan, berdiri,duduk ,jongkok,berbaring miring,atau merangkak.Posisi tegak seperti berjalan,berdiri atau jongkok dapat membantu turun nya kepala bayi dan sering kali memperpendek waktu persalinan .Bantu Ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan.Beritahukan kepada Ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10 menit.
Alasan : Jika Ibu berbaring terlentang maka berat uterus dan isi nya atau janin,cairan ketuban ,Plasenta,dll akan menekan vena cava Inferior .Hal ini akan mengakibatkan turun nya aliran darah dari sirkulasi Ibu ke plasenta .Kondisi seperti ini dapat menyebabkan hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen pada janin .Selain itu, posisi terlentang berhubungan dengan gangguan terhadap proses kemajuan persalinan .
 Memberikan cairan dan nutrisi
Anjurkan Ibu untuk mendapatkan apapun( makanan ringan dan minum air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi .sebagian Ibu masih ingin makan selama fase laten persalinan ,tetapi setelah memasuki fase aktif,mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja .Anjurkan agar anggota keluarga sesering mungkin menawarkan minum dan menawarkan makanan ringan selama proses persalinan.
Alasan:Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi .Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan / atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.





 Menggunakan kamar mandi secara teratur
Anjurkan Ibu untuk mengosongkan kandung kemih nya secara rutin selama persalinan ,Ibu harus berkemih sedikit nya setiap 2 jam,atau lebih sering jika Ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung kemih terasa penuh.Periksa kandung kemih sebelum memeriksa denyut jantung janin ( amati atau lakukan palpasi tepat di atas simpisis pubis untuk mengetahui apakak kandung kemih penuh).Anjurkan dan antarkan Ibu untuk berkemih di kamar mandi.Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi,berikan wadah urin.
 Pencegahan Inpeksi
Menjaga lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi Ibu dan bayi nya.Hal ini merupakan unsur penting dalam asuhan sayang Ibu.Kepatuhan dalam menjalankan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik juga akan melindungi penolong persalinan dan keluarga Ibu dari infeksi.Ikuti prakti-praktik pencegahan infeksi yang telah di tetapkan untuk mempersiapakan persalinan dan proses kelahiran bayi.
Anjurkan Ibu untuk mandi pada saat awal persalinan dan pastikan Ibu memakai pakaian yang bersih. Cuci tangan sesering mungkin, gunakan peralatan steril atau desinfeksi tingkat tinggi dan gunakan sarung tangan saat diperlukan. Anjurkan anggota keluarga untuk mencuci tangan mereka sebelum dan setelah melakukan kontak dengan Ibu dan bayi baru lahir.
Alasan: Pencegahan Infeksi sangat penting dalam menurunkan kesakitan dan kematian Ibu dan bayi baru lahir .Upaya dan keterampilan untuk melaksanakan prosedur pencegahan infeksi secara baik dan benar juga dapat melindungi penolong persalinan terhadap resiko infeksi.
b. Pengurangan Rasa Sakit
Rasa sakit pada saat melahirkan sudah diketahui setiap orang,hal ini menyebabkan rasa takut Ibu menghadapi waktu yang semakin
dekat untuk bersalin.
Mengurangi rasa sakit/ memberikan ketenangan disebut dengan “Hypnobirting” yang berguna untuk meningkatkan ketenangan pikiran sehingg dapat menghadapi persalinan dengan nyaman.Dengan kondisi yang tenang ,ketenangan pikiran juga di rasakan bayi dalam kandungan .
Metode Hynobirting bisa dilakukan di usia kehamilan berapa pun.Namun umumnya dilakukan di usia kehamilan 7 bulan / 2 minggu sebelum proses persalinan.Hal ini bisa dilakukan 2 kali sehari / disaat pagi maupun menjelang tidur malam ,lama nya sekitar 10 sampai 15 menit
C..Persiapan Persalinan
Persalinan Kala 1 mempunayai tenggang waktu panjang yang memerlukan kesabaran pasien dan penolong.Mental penderita perlu dipersiapkan agar tidak cepat putus asa dalam situasi menunggu disertai sakit perut karena His yang makin lama makin bertambah Kuat .
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi
 Ruangan hangat yang bersih ,memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.
 Sumber air bersih yang mengalir untuk cuci tangan dan memandikan Ibu sebelum dan sesudah melahirkan
 Air desinfeksi tinggkat tinggi ( air yang didih kan dan di dingin kan )untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum di lakukan periksa dalam perineum Ibu setelah bayi lahir.
 Kecukupan air bersih,klorin ,detergen ,kain pembersih,kain pel dan sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan ,lantai,perabotan,dekontaminasi dan proses peralatan.
 Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi Ibu dan penolong persalinan.Pastikan bahwa kamar kecil dan kamar mandi telah di dekontaminasi dengan larutan klorin 0.5 %, dibersih kan dengan detergen dan air sebelum persalinan di mulai dan setelah bayi lahir.
 Tempat yang lapang untuk Ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan ,melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi Ibu dan bayi nya setelah persalinan.
 Penerangan yang cukup,baik yang siang maupun malam hari.
 Tempat tidur yang bersih untuk Ibu
 Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan
 Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
2. Persiapan perlengkapan ,bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan.
Pastikan kelengkapan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap persalinan dan kelahiran bayi.
Pada setiap persalinan dan kelahiran bayi:
3. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan
 Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah menolong
 I bu bersalin dan melahirkan bayi Nya.
 Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap pakai.


4. Persiapan rujukan
Jika terjadi penyulit,keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi Nya.
5. Memberikan asuhan sayang Ibu
Prinsip-prinsip umum asuhan sayang Ibu yang dijelaskan adalah :
 Menyapa Ibu dengan ramah dan sopan,bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.
 Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Ibu dan anggota keluarga
 Anjurkan suami dan aggota keluarga Ibu untuk hadir dan memberikan dukungan Nya.
 Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan
 Siap dengan rencana rujukan.
Di dalam persiapan persalinan yang lebih penting adalah:
 Persiapan fisik: Ibu pada trimester III harus mempunyai fisik yang baik seperti kebutuhan gizi Ibu harus seimbang dengan janin tersebut.
 Persiapan mental:Ibu yang hamil akan mengalami perubahan fisiologis untuk mengadakan penyesuaian diri dengan kehamilan
 Persiapa materi yang cukup :Kita dapat memberikan materi yang cukup kepada Ibu dengan cara :
- Memberikan pengertian kepada Ibu tentang persalinan .
- Menunjukkan kesediaan untuk menolong dengan hati yang ikhlas
- Mengajak Ibu berdua untuk menyerah kan diri dan mohon bantuan Tuhan dengan agama nya.
- Memberikan gambaran yang jelas tentang jalan nya persalinan.
D. Pemenuhan kebutuhan fisik dan Psikologis

KALA II
Pada kala II dimulai, bila pembukaan serviks lengkap, umumnya pada kala I atau permulaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul atau ketuban pecah sendiri. Kadang-kadang pada permulaan kala II wanita ingin muntah atau muntah disertai timbulnya rasa ingin mengedan kuat. His akan timbil lebih sering dan merupakan tenaga pendorong janin.




Ada 2 cara mengedan :
1. Waniata hamil dalam posisi berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat sehingga dagunya mendekati dadanya dan ibu hamil dapat melihat perutnya.
2. Posisi badan seperti no 1, tetapi posisi badan miring kekiri dan kekanan tergantung pada letak punggung anak, hanya satu kaki dirangkul yakni kaki yang atas. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam belum sempurna. Dokter atau penolong persalinan berdiri pada posisi kanan ibu.
Bila kepala janin telah sampai didasar panggul, vulva mulai membuka, rambut kepala janin sudah mulai tampak, perineum dan anus tampak mulai meregang, maka bila tanda-tanda diatas mulai tampak maka kita dapat memimpin persalinan. Dengan cara tangan menekan perineum dengan ujung-ujung jari tangan kanan melalui kulit perineum dicoba menggait dagu janin dan ditekan kearah simfisis dengan hati-hati. Dengan demikkian kepala janin dilahirkan perlahan-lahan keluar. Setelah kepala lahir diselidiki apakah ada lilitan tali pusat pada leher janin. Bila terdapat hal demikian, lilitan dapat dapat dilonggarkan atau dilepaskan dengan cara menjepit tali pusat 2 cunam kocher, kemudian diantaranya dipoting dengan gunting yang tumpul ujungnya. Setelah kepala lahir, kepala akan mengadakan putar paksi luar kearah letak punggung janin. Setelah janin lahir bayi sehat dan normal umunya. Segera menarik nafas dan menangis keras. Kemudian bayi dilketakkan dengan kepala dibawah kira-kira membentuk sudut 30 dengan bidang datar. Lendir pada jalan nafas segera dibersihkan atau dihisap pada penghisap lendir. Tali pusat digunting 5-10 cm dari umbilikus dan ujung tali pusat bagian bayi didesinfeksi dan diikat dengan kuat. Ikatan dapat terlepas dan pendarahan tali pusat masih dapat terjadi dan membahayakan bayi.
Kemudian diperhatikan kandung kencing ibu bila penuh. Dilakukan pengosongan kandung kencing. Sedapat-dapatnya wanita bersangkutan disuruh kencing sendiri. Kandung kemih yang penuh dapat menimbulkan atonia uteri dan mengganggu pelepasan plasenta, yang berarti menimbulkan perdarahan post partum.

MELAHIRKAN KEPALA
Setelah ada melihat puncak kepala tahan perineum dengan tangan kanan anda dibawah tangan kiri anda pada kepala bayi. Biarkan secara bertahap keluar dibawah tangan kiri anda dengan tangan kanan yang cukup kuat namun tidak menghalanginya.
Alasan:
Tindakan ini akan mengurangi robekan perineum akibat proses defleksi kepala janin yang tepat. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk serta jari tengah kanan anda dilipatkan sengkangan pada sisi perineum. Awasi setelah seluruh kepala lahir, usap muka bayi menggunakan kain bersih. Apabila cairan ketuban mengandung mekonium, hisap cairan dari mulut dan hidung dengan menggunakan penghisap lendir setelah kepala lahir sebelum melahirkan bahu.

MEMBANTU KELAHIRAN BAHU
Setelah kepala janin keluar selanjutnya kita melahirkan bahu janin bagian depan dengan cara kedua telapak tangan pada samping kiri dan kanan kepala janin. Kepala janin ditarik perlahan-lahan kearah anus sehingga bahu depan lahir. Tidak dibenarkan penarikan yang terlalu keras dan kasar oleh karena dapat menimbulkan robekan pada muskulus sternokledomastoideus, kemudian kepala janin diangkat kearah simfisis untuk melahirkan bahu depan.

MELAHIRKAN SELURUH TUBUH BAYI
1. Saat bahu posterior lahir gesertangan bawah atau posterior kearah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut.
2. Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior saat melewati perineum.
3. Tangan bawah atau posterior menopang samping lateral tubuh bayi saat lahir.
4. Secara simultan, tangan atas atau anterior untuk menelusuri dab memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior.
5. Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi kebagian punggung janin, bokong dan kaki.
6. Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan diantara kedua kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari tangan lainnya.
7. Letakkan bayi diatas kain atau handuk ynag telah disiapkan pada perut bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.
8. Segera keringkan sambil melakukan rangsanagan pada tubuh bayi dengan kain atau selimut diatas perut ibu. Pastikan bahwa kepala bayi tertutup dengan baik.

KEBUTUHAN IBU PADA KALA II
1. Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan cara
 Mendampingi ibu agar merasa nyaman
 Menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu
2. Menjaga kebersihan ibu
 Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
 Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
3. Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu dengan cara
 Menjaga privasi ibu
 Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
 Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
 Mengatur posisi ibu dalam membimbing mengedan dapat dipilh posisi berikut
• Jongkok
• Menunging
• Tidur miring
• Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum dari infeksi.
4. Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih sesesring mungkin
5. Memberikan cukup minum dan memberi tenaga serta mencegah dehidrasi
6. Memimpin mengedan
Ibu dipimpin mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambil nafas. Mengedan tanpa diselingi bernafas, kemungkinan menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai APGAR rendah.
7. Ibu diminta bernafas sebagai kontraksi ketika kepala akan lahir. Hal ini menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala serta mencegah robekan.

KALA III
Kala III dimulai saat proses pengeluaran bayi selesai dan berakhir dengan lahirnya plasenta,proses ini dikenal sebagai kala persalinan plasenta. Kala III persalinan berlangsung selama atau rata-rata antara 5-10 menit,akan tetapi tapsiran normal kala III sampai 30 menit,resiko pendarahan meningkat apabila kala III lebih lama dari 30 menit terutama antara 30 dan 60 menit ( 1-3) ( Varney H,2007 )

Kala III persalinan terdiri atas 2 fase yaitu :
1. Fase pelepasan plasenta
2. Fase pengeluaran plasenta

Pelepasan dan pengeluaran terjadi karena kontraksi,mulai terjadi lagi setelah berhenti singkat setelah kelahiran bayi. Kontraksi kurang lebih setiap 2-2,5 menit selama kala III persalinan. Setelah bayi lahir kontraksi berikutnya tidak terjadi selama 3 – 5 menit. Kontraksi mungkin berlanjut setiap 4-5 menit,sampai plasenta telah lepas keluar,setelah itu uterus kosong dan berkontraksi dengan sendirinya dan tetap berkontraksi jika tonus otot baik. Apabila tonus tidak baik seorang wanita akan mengalami peningkatan lochia dan kontraksi uterus berulang sewaktu uterus relaksasi. Hal ini menyebabkan nyeri setelah melahirkan ( Varney H,2007 )






Untuk mengetahui apakah plasenta telah lepas dari tempatnya implantasi dipakai beberapa perasat :

o Perasat Kustner :
Tangan kanan mereganngkan atau menarik sedikit tali pusat,tangan kiri menekan daerah atas simfisis bila tali pusat ini masuk kembali kedalam vagina,berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus,bila tetap atau masuk kembali kedalam vagina berarti plasenta sudah lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan hati-hati,apabila hanya sebagian plasenta terlepas pendarahan akan banyak terjadi.

o Perasat Strassmann
Tangan kanan meregangkan atau tarik sedikt tali pusat,tangan kiri mengetuk-ngetuk fundus uteri,bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini berarti plasenta lepas dari dinding uterus,bila tidak terasa getaran berarti plasenta tidak lepas dari dinding uterus.

o Perasat Klien
Wanita tersebut disuruh mengedan,tali pusat tampak turun kebawah,bila pengedarannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali kedalam vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.


o Perasat Crede
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya plasenta lepas dari dinding uterus,hanya dipergunakan bila terpaksa. Misalnya pendarahan. Perasat ini dapat mengakibatkan pendarahan post partum. (Wiknjosastro H,2007 )

Jika anda tidak yakin apakah plasenta telah lepas anda dapat mengecek denngan menggunakan modivikasi

o perasat Brande – Andreus :
Pegang tali pusat dan tegang pada introitus vagina dengan satu tangan dan gunakan klem untuk mengangkat,bawa ujung jari anda pada abdomen,dengan jari dekat satu sama lain lurus kebawah abdomen bawah tepat diatas simfisis pubis terlihat apa yang terjadi pada tali pusat,jika tali pusar mundur kedalam vagina plasenta belum lepas. Jika tali pusat terasa longgar dan panjangnya tetap sama atau memanjang melewati posisinya di introitus vagina berarti plasenta sudah lepas. ( Varney H,2007 )

Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atua semua hal dibawah ini :
 Perubahan bentuk dan tinggi fundus,setelah bayi lahir dan sebelum miomerium mulai berkontraksi,uterus berbentuk bulat,penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah,uterus berbentuk segitiga atau seperti buah alvukat dan fundus berada diatas pusat.
 Tali pusat memanjang,tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva
 Semburan darah mendadak dan singkat ( Azwar A,2007 )









PEMANTAUAN PARTOGRAF

Parttograf adalah alat bantu untuk memantau Kemajuan Kala I Persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik .
Partograf WHO dimodifikasikan untuk menyederhanakan dan mempermudah penggunaaannya.
Tujuan utama penggunaan dari partograf adalah untuk :
• Mencatat hasil observasi dan kemajuan Persalinan dan menilai pembukan serviks melalui periksa dalam
• Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal .Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
• Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, grafik kemajuan persalinan , bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.
Jika digunakan dengan tepat dan konsistensi, partograf akan membantu penolong persalinan untuk :
• Mencatat kemajuan persalina
• Mencatat kondisi ibu dan janinnya
• Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
• Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan.
• Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.

Partograf harus digunakan :
• Untuk semua ibu dalam fase aktif Kala I persalinan dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangar membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dam membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang tidak disertai dengan penyulit.
• Selam persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat ( rumah, puskesmas, klinik bidan, RS, Dll )
• Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya ( spesialis obstetric, Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mhasiswa Kedokteran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar